Rabu, 26 Oktober 2016

Abdul Punya Kelereng

Begitu menyaksikan Abdul yang sudah berdiri di depan pintu Sari cepat mencium tangan ibu bapaknya yang cuma tersenyum sambil menggelengkan kepala terhadap rekan sepermainannya itu dia berkata setelah ini kita jemput Rini, ya!” sambil menariknya dan segera berlalu. dari buntut terliat gimana ke dua awang itu begitu berlainan Sari yang meskipun mengambil tas punggung berkualitas buku tulis bergaris guna latihan menulis buku sketsa yg lagi 4 utas kardus pensil yg penuh dgn pensil warna yang lagi para terus aset nasi dan sebotol air sebaik-baiknya pass tidak sedikit guna arek kasta 2 SD nampaknya tetap berjalan justru dengan bernyanyi dan meloncat-loncat. sebarang masa dirinya menyapa sekian banyak jalma yg lewat seperti Ibu Ana yang baru saja pulang awal pasar, Pak Aji yang akan berangkat ke sawah atau Mbak Diah yang pula mau berangkat ke sekolah dia baru saja menyusup 3 bulan yg lalu dan begitu berjiwa malahan Abdul justru terseok-seok dan terbangai di belakang biarpun beliau cuma mengambil sebatang pensil dengan buntalan karet bagi segi atasnya yg bertengger rampung di saku bajunya.

Sari yang sudah jauh di depan menghampirkan langkahnya lalu berteriak dengan menangkupkan tangannya yg di bentuk seperti corong di sekitar mulutnya, “Ayo Duulll kelak kita terlalu siang menyusul Rini. nanti kita telat (cak) seremoni jugaa,” Abdul yang memang tidak mau bertolak ke sekolah konsisten saja berjalan bersama lambat seolah siput sambil memasukkan tangannya ke dalam saku lancingan seandainya bukan lantaran ibunya tak akan beliau bentuk pagi-pagi dan pergi ke hunian Sari guna bertolak dengan ke sekolah.

Cerewet, Abdul meggumam kepada dia sendiri beliau cuma mengganjar teriakan Sari dgn renungan malas yang bersumber ruangan Sari berdiri tidak berarti apa-apa dulu berjalan sedang selambat siput. sebarang masa dirinya membuat langkahnya seolah memang lah susah maka terdengar suara sepatunya yg menarik cepat Abduuuul,” Sari berbicara lagi dulu menambah tangannya tinggi dan berkata “Atau kelerengmu tak dapat ku kembalikan,” sambil berlari secepatnya menghindari Abdul yg baru saja sadar sesudah merogoh kantongnya lebih seksama dan mengejarnya.

0 komentar:

Posting Komentar